BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang. (Wikipedia)
Menurut John
C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
studi tentang unit pembelian (buying unit)
dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa
dan pengalaman serta ide-ide.
Menurut Lamb,
Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan
serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini.
Perilaku konsumen
dapat disarikan dari semua definisi diatas sebagai studi tentang proses
pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta
memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat konsumen.
2. Pemikiran yang benar tentang konsumen
Konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan
- Konsumen adalah Raja.
- Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
- Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif.
- Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial.
Kewajiban produsen untuk memberikan
informasi yang benar, jelas, dan jujur pada kemasan barang dan atau jasa yang
diperdagangkan haruslah diimbangi oleh tanggung jawab konsumen dalam membaca
dengan teliti kebenaran label dan iklan tersebut. Upaya ini merupakan sesuatu
hal yang penting untuk mendidik produsen agar mereka mengerti harus memberi apa
atas imbalan yang mereka terima sekaligus mendidik konsumen untuk mengetahui
mereka mendapatkan apa atas sejumlah harga yang dibayarkan. Bila posisi ini
dipahami dan dilaksanakan masing-masing pihak maka sinergi produsen-konsumen
dalam memberi peluang yang sehat akan terbuka luas.
3. Penelitian konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis
Penelitian
Konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis yakni bahwa konsumen memiliki sifat
berbeda-beda. Bahkan seorang konsumen dapat berganti selera sesuai pola pikir,
daya beli, maupun rasa maka hal yang berubah dalam perilaku konsumen itu
merupakan hal yang wajar. Maka dari itu kedinamisan yang ada dari perilaku
konsumen harus disesuaikan oleh para produsen yang wajib menciptakan
inovasi-inovasi baru dalam menghasilkan barang.
Sifat Dari Perilaku Konsumen :
- Consumer Behavior Is Dynamic Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.
- Consumer Behavior Involves Interactions Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.
- Consumer Behavior Involves Exchange Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Pendekatan dalam meneliti Perilaku Konsumen
- Pendekatan
Interpretif Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal
yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus
group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
- Pendekatan Tradisional Pendekatan ini didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi
kognitif, sosial, dan tingkah laku serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
- Sains Pemasaran Pendekatan ini didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Pendekatan Perilaku Konsumen
- Perilaku Kardinal Kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya
: uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah
kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar
jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
- Perilaku Ordinal Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok
barang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar