Pembelajaran Konsumen
Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif
permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Jika dalam perilaku konsumen,
pembelajaran adalah proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli
produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
Jadi, Pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam
perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya.. Konsumen
akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalamannya di masa lalu.
Ada beberapa elemen dasar dalam pembelajaran :
- Motivasi
- Isyarat (tanda-tanda)
- Respon
- Penguatan (Reinforcement)
Teori
Pembelajaran
Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana
seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik, pengkondisian
operan, dan pembelajaran sosial.
Ilustrasi
Teori Pembelajaran
1) Ilustrasi dari classical
conditioning(membiasakan)
- Pavlov eksperimen terhadap anjing
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus
2) Ilustrasi dari instrumental
conditioning(belajar dari kesalahan)
- Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)
3) Ilustrasi dari cognitive
learning
- Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah
- Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.
4) Ilustrasi pembelajaran pasif
- Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan (produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
- Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.
Relevansi
Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Messages
Cognitive learning adalah hasil dari mendengarkan, menyaksikan,
menyentuh atau mengalami; mencoba.
Cognitive learning adalah suatu mekanisme yang kuat yang
menyediakan rata-rata dari pengetahuan. Cognitive learning digambarkan sebagai
pengadaan pengetahuan dan ketrampilan oleh mental atau teori memproses- ;
prosedur yang kita mempunyai untuk memanipulasi informasi dalam otak kita.
Proses kognitif meliputi menciptakan penyajian mental dari phisik object dan
peristiwa, dan bentuk lain dari pengolahan informasi.
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang
aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif,
evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian)
adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu
terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang
waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi,
sabun mandi, dan lain-lain. Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk
produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
Pemasaran
Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah proses penyusunan
komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang
atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh
menjadi keinginan manusia.
Loyalitas
Konsumen/Kesetiaan Pelanggan
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat
diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk
menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen.
Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku
pembeliannya.
Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar
pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah
dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika
dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas
sebagai berikut:
Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan
konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang
tinggi.
Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan
denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek
mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian
ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.
Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat
produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus –
menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali
merek yang sama.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang
diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas
diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan
mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.
Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen
pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat
positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan
bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan
dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar
kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan
keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh
konsumen.
Jenis Utama
Pembelajaran
a. Pembelajaran Kognitif
Pembelajaran Kognitif berkenaan dengan proses mental yang
menentukan retensi informasi. Proses mental ini mencakup bermacam aktivitas
yang berkisar dari pembelajaran informasi hingga pemecahan masalah.
b. Pengkondisian Klasik
Pengkondisian Klasik berfokus pada pembelajaran melalui asosiasi
Pemasar sering mengandalkan pengkondisian klasik, khususnya dalam iklan untuk
mempengaruhi preferensi konsumen.
c. Pengkondisian Operant
Pengkondisian Operant mempertimbangkan bagaimana perilaku
dimodifikasi oleh pengukuh dan penghukum. operant Pengkondisian menekankan
pentingnya pengukuhan sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Tingkat pengukuhan yang dirasakan konsumen selama konsumsi sangat menentukan
perilaku pembelian yang mendatang.
d. Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran
melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran
kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang
berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang
lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar