RESENSI NOVEL
Judul : Manusia Setengah Salmon
Penulis : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Halaman : viii + 264
ISBN :
979-780-531-X
Tahun terbit : 2012
SINOPSIS
Nyokap memandangi penjuru kamar gue.
Dia diam sebentar, tersenyum lalu bertanya, ‘kamu takut ya? Makanya belom tidur?’
‘Enggak,
kenapa harus takut?’
‘Ya
siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiii…,’ kata Nyokap mencoba menakut
nakuti.
‘Enggak
takut, ma’ jawab gue.
‘Kikikikiki,’
Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG
kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. ‘Kikikikiki.’
‘KIKIKIKIKIKI.’
Nyokap makin menjadi.
‘Ma,’
kata gue, ‘Kata orang, kalo malem-malem
niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho’
‘JANGAN
NGOMONG GITU, DIKA!’ Nyokap sewot. ‘Kamu
durhaka ya nakut-nakutin orang tua kaya gitu! Awas ya, kamu, Dika!’
‘Lah,
tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.’
REVIEW
Sama seperti novel-novel Raditya
Dika sebelumnya yang bergenre nonfiksi-comedy di novel kali ini juga Radit
mengambil judul yang berhubungan dengan binatang. Manusia Setengah Salmon
adalah buku yang memuat tentang hal-hal absurd namun memiliki pesan yang
mendalam.
Di buku ini, Raditya Dika mengajak kita mengingat perpindahan-perpindah
yang sudah kita lakukan. Entah pindah rumah maupun pindah hati.
“Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara
perpindahan satu dengan lainnya. kita hidup di antaranya.” (Manusia
Setengah Salmon; 254)
"Mungkin itu masalahnya, pikir
gue. Seperti rumah ini yang terlalu sempit buat kami, gue juga menjadi terlalu
sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat
itulah seseorang harus pindah ke tempat yang (dirasa) cocok untuk dirinya."
(Sepotong Hati di Dalam Kardus Coklat;29)
Selain masalah
‘pindah’, Radit juga menyelipkan cerita tentang hubungan kita dan keluarga,
seperti “Kasih Ibu Sepanjang Belanda” dan “Ledakan Paling merdu”. Radit juga
mengajak kita untuk bisa jujur walau mungkin menyakitkan di “Bakar Saja
Keteknya”
Walau sub judulnya terkesan konyol, serta isi cerita yang membuat tertawa
namun disaat bersamaan pesan yang disampaikan akan membuat pembacanya merenung.
UNSUR
INTRINSIK NOVEL
Tema : Perpindahan
Tokoh
- Dika
- Edgar
- Mama Dika
- Papa Dika
- Pito
- Perek
Sudut pandang : Sudut pandang yang digunakan di
novel Manusia Setengah Salmon adalah sudut pandang orang pertama.
Gaya bahasa : Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi
Setengah Salmon adalah bahasa modern atau bahasa masa kini
Amanat
- Nikmatilah perhatian orang tua yang berlebihan selagi kita mendapatkannya, walaupun menyebalkan, karena ketika mereka tidak ada kita pasti merindukan hal-hal menyebalkan tersebut.
- Melakukan hal-hal bersama keluarga adalah hal yang paling indah, walaupun cuma senam kentut berasama :D
- “gue hanya perlu mencari kebahagian-kebahagiaan kecil di antar semua perpindahan ini” (Manusia Setengah Salmon;258)
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
Kelebihan
Penggunaan bahasa yang modern
menjadikan novel ini sebagai bacaan yang ringan yang mampu membuat pembacanya
tersenyum bahkan tertawa dan galau. Walaupun genrenya komedi tapi penulis tetap
memberikan pesan moral didalamnya.
Kekurangan
Bagi pembaca yang belum pernah membaca buku-buku
komedi karya Raditya Dika sebelumnya mungkin akan beranggapan buku ini
berlebihan. Bab “Interview With The Hantus” menurut saya kurang pas untuk
dimasukkan di dalam buku ini, karena agak krenyess krenyess a.k.a garing.
Nilai ---> 8/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar