Selasa, 10 Juni 2014

Resensi Novel

RESENSI NOVEL




Judul              : Manusia Setengah Salmon
Penulis            : Raditya Dika
Penerbit          : Gagas Media
Halaman         : viii + 264
ISBN               : 979-780-531-X

Tahun terbit  : 2012



SINOPSIS
Nyokap memandangi penjuru kamar gue. Dia diam sebentar, tersenyum lalu bertanya, ‘kamu takut ya? Makanya belom tidur?
Enggak, kenapa harus takut?
Ya siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiii…,’ kata Nyokap mencoba menakut nakuti.
Enggak takut, ma’ jawab gue.
Kikikikiki,’ Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. ‘Kikikikiki.’
Aku enggak ta---
KIKIKIKIKIKI.’ Nyokap makin menjadi.
Ma,’ kata gue, ‘Kata orang, kalo malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho
JANGAN NGOMONG GITU, DIKA!’ Nyokap sewot. ‘Kamu durhaka ya nakut-nakutin orang tua kaya gitu! Awas ya, kamu, Dika!
Lah, tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.



REVIEW

Sama seperti novel-novel Raditya Dika sebelumnya yang bergenre nonfiksi-comedy di novel kali ini juga Radit mengambil judul yang berhubungan dengan binatang. Manusia Setengah Salmon adalah buku yang memuat tentang hal-hal absurd namun memiliki pesan yang mendalam.

Di buku ini, Raditya Dika mengajak kita mengingat perpindahan-perpindah yang sudah kita lakukan. Entah pindah rumah maupun pindah hati.

“Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. kita hidup di antaranya.” (Manusia Setengah Salmon; 254)

"Mungkin itu masalahnya, pikir gue. Seperti rumah ini yang terlalu sempit buat kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yang (dirasa) cocok untuk dirinya." (Sepotong Hati di Dalam Kardus Coklat;29)

Selain masalah ‘pindah’, Radit juga menyelipkan cerita tentang hubungan kita dan keluarga, seperti “Kasih Ibu Sepanjang Belanda” dan “Ledakan Paling merdu”. Radit juga mengajak kita untuk bisa jujur walau mungkin menyakitkan di “Bakar Saja Keteknya”

Walau sub judulnya terkesan konyol, serta isi cerita yang membuat tertawa namun disaat bersamaan pesan yang disampaikan akan membuat pembacanya merenung.




UNSUR INTRINSIK NOVEL
Tema : Perpindahan

Tokoh

  • Dika
  • Edgar
  • Mama Dika
  • Papa Dika
  • Pito
  • Perek

Sudut pandang : Sudut pandang yang digunakan di novel Manusia Setengah Salmon adalah sudut pandang orang pertama.

Gaya bahasa : Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa modern atau bahasa masa kini

Amanat
  1. Nikmatilah perhatian orang tua yang berlebihan selagi kita mendapatkannya, walaupun menyebalkan, karena ketika mereka tidak ada kita pasti merindukan hal-hal menyebalkan tersebut.
  2. Melakukan hal-hal bersama keluarga adalah hal yang paling indah, walaupun cuma senam kentut berasama :D
  3.  gue hanya perlu mencari kebahagian-kebahagiaan kecil di antar semua perpindahan ini” (Manusia Setengah Salmon;258)



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan

Penggunaan bahasa yang modern menjadikan novel ini sebagai bacaan yang ringan yang mampu membuat pembacanya tersenyum bahkan tertawa dan galau. Walaupun genrenya komedi tapi penulis tetap memberikan pesan moral didalamnya.

Kekurangan

Bagi pembaca yang belum pernah membaca buku-buku komedi karya Raditya Dika sebelumnya mungkin akan beranggapan buku ini berlebihan. Bab “Interview With The Hantus” menurut saya kurang pas untuk dimasukkan di dalam buku ini, karena agak krenyess krenyess a.k.a garing.



Nilai ---> 8/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar